Fajar Budhi Wibowo, M.Si., M.Hum. Pendiri dan Pupuhu di Paguyuban Seni Budaya Sunda (PSBS) Sanghyang Hawu Kota Cimahi. Peneliti, Pengajar, Penulis, Penggiat sekaligus Aktivis Kebudayaan.
PSBS Sanghyang Hawu berdiri sejak tahun 2009 di Padasuka Kota Cimahi. Awal pendirian adalah dalam rangka melakukan penelitian tentang "PAGUYUBAN" suatu bentuk organisasi dengan menggunakan istilah masyarakat tradisional.
Sejak berdiri, Paguyuban Sanghyang Hawu bergerak dalam kegiatan kajian-kajian ilmiah tentang kebudayaan, terutama Budaya Sunda. Namun seiring berjalannya waktu, berbagai aktivitas kebudayaan sebagai turunan atau "praktek" untuk implementasi hasil kajian dilakukan.
Salah satu konsen kegiatan praktisnya adalah pemasyarakatan kembali tentang berbagai pengetahuan tradisional, termasuk pembukaan dan pengenalan kembali cakrawala tentang berbagai permainan tradisional.
Nah, karena di kolom ini yang harus ditulis adalah portopolio, maka Sanghyang Hawu pun memiliki capaian yang cukup membanggakan dari setiap garapannya.
Dari mulai pembentukan Sanggar Tari Jaipong, pembentukan komunitas karinding & celempungan, aktivasi pencak silat, juga pemasyarakatan kembali Kaulinan Urang Lembur atau permainan tradisional Sunda.
Banyak prestasi yang telah diraih, selain prestasi dari tari jaipong dan pencak silat, justru yang paling anti maknstream adalah peraihan prestasi dalam kaulinan urang lembur.
Pernah menyabet gelar Juara 1 tingkat Kota Cimahi, Juara 1 Tingkat Jawa Barat dan Juara 3 tingkat provinsi.
Prestasi itu kami anggap hanyalah prestasi untuk hal-hal hang formal, dan itu biasa.
Yang membanggakan bagi kami adalah prestasi yang membanggakan dan tidak ternilai kepuasannya meskipun tidak ada yang memberikan penghargaan (karena kami pun tidak perlu) adalah saat berhasil memasyarakatkan kembali permainan tradisional pada generasi milenial yang notabene benar-benar sudah tidak mengenal berbagai permainan tradisional tersebut.
Walaipun skala kampung atau kelurahan, namun ini dapat diketoktularkan ke berbagai wilayah lainnya. Kami menginisiasi berbagai perlombaan 17 agustusan dengan jenis-jenis kaulinan urang lembur, dan itu awet sampai sekarang.
Khususnya di wilayah tempat keberadaan Paguyuban Sanghyang Hawu berada, sejak 2008 hingga 2022 kemarin, perlombaan-perlombaan didominasi oleh permainan tradisional. Sekarang, perlombaan jajangkungan, sondah, boy boy an, sorodot gaplok, kelom batok, congklak, sumpit, panggal, rorodaan, dll sudah pasti ada, selain yang biasa dimainkan seperti balap karjng, kelom, tarik tambang dan panjat pinang.